Penerbit Blokir Bot AI untuk Melindungi Konten

Penerbit berita terus berjuang melawan bot AI, menuntut perusahaan teknologi, memperingatkan bahwa scraping mengancam jurnalisme, sistem kompensasi yang adil, serta masa depan web terbuka.

Dalam laporan terbaru oleh The Wall Street Journal (WSJ), penerbit berita sedang melawan balik perusahaan AI yang mengambil konten dari situs web mereka tanpa kompensasi. Seiring berkembangnya alat AI seperti ChatGPT dan Gemini milik Google, banyak perusahaan media yang berusaha memblokir bot yang menggunakan karya mereka tanpa izin.

“Anda menginginkan manusia yang membaca situs Anda, bukan bot, terutama bot yang tidak memberikan nilai apapun kepada Anda,” kata Nicholas Thompson, CEO The Atlantic, yang memiliki kesepakatan lisensi dengan OpenAI tetapi berencana untuk memblokir perusahaan AI lainnya, seperti dilaporkan oleh WSJ.

Taktik ini, yang dikenal sebagai “scraping,” telah ada sejak hari-hari awal Google. Kala itu, mesin pencari mendorong lalu lintas ke situs web penerbit. Sekarang, AI chatbot memungkinkan ringkasan berita yang mengarahkan pembaca menjauh dari mengunjungi sumber asli mereka. Kombinasi dari penurunan lalu lintas yang didorong oleh bot, dan penurunan pendapatan iklan telah menjadi masalah umum bagi banyak penerbit.

Untuk melawan, penerbit beralih ke perusahaan teknologi seperti Cloudflare, yang baru-baru ini meluncurkan alat untuk memungkinkan situs web mengendalikan apakah bot AI dapat mengakses konten. CEO Dotdash Meredith, Neil Vogel, yang perusahaannya juga memberi lisensi konten kepada OpenAI, mengatakan, “Orang-orang yang menciptakan hak cipta perlu dilindungi atau tidak akan ada yang membuat hak cipta lagi,” seperti dilaporkan oleh WSJ.

Beberapa perusahaan, seperti Reddit dan iFixit, telah melakukan tindakan hukum. Reddit menuntut perusahaan AI Anthropic karena telah melakukan scraping lebih dari 100.000 kali meski telah diminta untuk berhenti. iFixit mengatakan bahwa Anthropic telah mengakses server mereka sebanyak satu juta kali dalam sehari.

Pertarungan ini juga berlangsung di pengadilan. The New York Times sedang menuntut Microsoft dan OpenAI, sementara News Corp dan anak perusahaannya mengambil tindakan hukum terhadap Perplexity. BBC juga telah mengancam tindakan hukum terhadap startup AI Perplexity, dengan menuduhnya melakukan scraping konten mereka untuk melatih model defaultnya.

Sementara itu, ada kekhawatiran bahwa aturan anti-scraping yang lebih ketat dapat menghalangi penggunaan yang sah seperti penelitian akademik, seperti yang dicatat oleh WSJ.

Seperti yang diperingatkan oleh Shayne Longpre dari Inisiatif Data Provenance, “Web sedang dipartisi untuk penawar tertinggi. Itu sangat buruk untuk konsentrasi pasar dan keterbukaan,” seperti dilaporkan oleh WSJ.