Image by Timotheus Wolf, from Unsplash
Barcelona Mengubah Limbah Manusia Menjadi Bahan Bakar Bersih Untuk Transportasi Publik
Selama lima tahun, penumpang di jalur bus V3 Barcelona tanpa sepengetahuan mereka menumpangi kendaraan yang ditenagai oleh limbah manusia.
Sedang terburu-buru? Berikut adalah fakta-fakta singkatnya:
- Bahan bakar biomethana mengeluarkan 80% lebih sedikit CO2 dibandingkan gas alam.
- Pabrik Baix Llobregat mengubah 4 meter kubik lumpur menjadi bahan bakar setiap jamnya.
- Penumpang memuji ide tersebut setelah mereka mengetahui bus tersebut beroperasi menggunakan limbah.
Proyek Nimbus menjalankan bus menggunakan biomethana yang dihasilkan dari limbah lumpur sebagai bahan bakar, tanpa bau busuk, dan menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan bahan bakar konvensional.
TechSpot melaporkan bahwa proyek ini dikembangkan oleh kemitraan antara Veolia, perusahaan distribusi air publik Barcelona, TMB, operator transportasi kota, dan Universitas Otonom Barcelona.
Menggunakan pabrik pengolahan Baix Llobregat, salah satu yang terbesar di Eropa, para peneliti memurnikan air limbah menjadi biomethane, bahan bakar terbarukan yang menghasilkan 80% lebih sedikit karbon dioksida dibandingkan gas alam, seperti dilaporkan oleh TechSpot.
Pabrik tersebut menangani 400.000 meter kubik limbah cair setiap hari, menghasilkan 250 ton metrik lumpur. Biomethana dari empat meter kubik lumpur yang diproses setiap jam cukup untuk menjaga jalur V3 beroperasi 100 kilometer setiap hari.
Produksi biomethana memerlukan penyulingan biogas hingga mencapai kemurnian metana 90%. Proses Veolia melampaui praktik standar dengan menggabungkan CO2 dengan hidrogen dari air dan sumber terbarukan untuk mengubah hampir semua biogas menjadi biomethana.
Bahan bakar yang dihasilkan memenuhi standar emisi Euro VI sambil menghasilkan jumlah kecil oksida nitrogen dan partikel halus.
Penumpang yang mengetahui sumber bahan bakar bus yang tidak biasa ini bereaksi dengan kaget namun menyetujui. “Saya pikir ini ide yang fantastis. Kita sudah memanfaatkan limbah hewan dengan baik, jadi mengapa tidak limbah kita sendiri?” ujar Rosa Maria Gay, seorang pensiunan berusia 68 tahun, seperti dilaporkan oleh Le Monde.
“Jika kotoran kita berguna untuk sesuatu, tentu saja itu lebih baik!” tambah Leire Muños, seorang resepsionis berusia 32 tahun, seperti dilaporkan Le Monde. “Selama itu adalah energi terbarukan dan tidak berbau buruk, saya rasa itu hebat,” kata Alessandra Spano, seorang mahasiswa ilmu komputer berusia 18 tahun, menurut Le Monde.
Setelah suksesnya, Nimbus kini akan berkembang menjadi proyek baru, SEMPRE-BIO, yang ditujukan untuk menghasilkan lebih banyak lagi biomethana untuk mengisi bahan bakar bus tambahan di seluruh Barcelona.