
Photo by Claudio Schwarz on Unsplash
Ilmuwan Kembangkan Kulit Elektronik untuk Memberikan Sentuhan Manusia pada Robot
Para ilmuwan dari University of Cambridge dan University College London (UCL) telah mengembangkan “kulit” elektronik yang sensitif untuk robot. Jaringan robotik ini telah diuji sebagai tangan robotik, memungkinkan mesin untuk mendeteksi informasi melalui sensor dan meniru indera manusia untuk merasakan sentuhan.
Terburu-buru? Berikut ini fakta singkatnya:
- Para ilmuwan dari Universitas Cambridge dan University College London mengembangkan “kulit” elektronik untuk robot.
- Kulit robotik ini dapat mendeteksi sinyal dari lebih dari 860.000 jalur.
- Para peneliti masih perlu mengerjakan peningkatan, tetapi mereka berharap dapat melanjutkan lebih banyak tes untuk pengalaman dunia nyata dalam waktu dekat.
Menurut Universitas Cambridge, teknologi ini belum sepeka kulit manusia, tetapi memungkinkan robot berinteraksi dengan cara baru dan mendeteksi berbagai jenis sentuhan. Melalui sensor-sensornya, kulit robotik dapat mendeteksi sinyal dari lebih dari 860.000 jalur dan mengenali berbagai tingkat tekanan, permukaan panas atau dingin, atau “kerusakan” dari tusukan atau pemotongan, serta dampak pada permukaannya.
Kulit robotik ini juga dapat “belajar,” karena mengintegrasikan sistem pembelajaran mesin untuk mengenali dan mendeteksi pola dengan lebih efisien. Para peneliti juga berfokus pada pengembangan material yang konduktif dan fleksibel yang bersifat tahan lama dan murah.
“Memiliki sensor yang berbeda untuk jenis sentuhan yang berbeda menghasilkan material yang kompleks untuk dibuat,” kata penulis utama Dr David Hardman dari Departemen Teknik Universitas Cambridge. “Kami ingin mengembangkan solusi yang dapat mendeteksi berbagai jenis sentuhan sekaligus, tetapi dalam satu material.”
Para ilmuwan melelehkan “hidrogel berbasis gelatin yang fleksibel dan konduktif listrik,” menguji berbagai konfigurasi sampai mereka menemukan yang paling efisien.
“Kita belum berada pada level di mana kulit robot sebaik kulit manusia, tetapi kami pikir ini lebih baik daripada apa pun yang ada saat ini,” kata penulis bersama Dr. Thomas George Thuruthel dari UCL. “Metode kami lebih fleksibel dan lebih mudah dibangun daripada sensor tradisional, dan kami mampu mengkalibrasinya menggunakan sentuhan manusia untuk berbagai tugas.”
Para peneliti masih perlu bekerja pada peningkatan, seperti daya tahan kulit, tetapi mereka berharap untuk melakukan lebih banyak tes untuk pengalaman di dunia nyata di masa depan yang tidak terlalu jauh. Mereka percaya bahwa kulit robot dapat berguna di berbagai industri dan bidang, termasuk prostetik, industri otomotif, operasi robotik, dan penjelajahan ruang angkasa.
Perkembangan dalam bidang robotika yang bertujuan mengembangkan teknologi yang mendekati kemampuan manusia telah mencapai kemajuan besar pada tahun 2025. Baru-baru ini, kompetisi kickboxing robot global pertama diadakan, menunjukkan kemampuan mesin ini untuk menjaga keseimbangan dan koordinasi gerakan seperti manusia. Ada juga setengah maraton robot pertama. Biologi manusia tetap unggul, namun perkembangan teknologi membawa robot lebih dekat ke kemampuan manusia setiap harinya.