Photo by René Ranisch on Unsplash
Rusia Membatasi Panggilan Suara WhatsApp dan Telegram
Rusia mengumumkan pada hari Rabu bahwa panggilan suara di aplikasi perpesanan Telegram dan WhatsApp akan dibatasi. Pemerintah menuduh platform tersebut gagal memberikan informasi kepada penegak hukum yang berkaitan dengan penipuan dan terorisme.
Sedang terburu-buru? Berikut adalah fakta singkatnya:
- Rusia mengumumkan pembatasan pada panggilan suara di Telegram dan WhatsApp.
- Regulator Rusia mengatakan bahwa perusahaan teknologi tersebut gagal mematuhi hukum Rusia dengan tidak memberikan data pengguna kepada penegak hukum.
- WhatsApp mengatakan tidak akan menghapus prinsip enkripsi end-to-end mereka.
Menurut Al Jazeera, regulator media dan internet Rusia, Roskomnadzor, mengatakan bahwa langkah pembatasan panggilan telepon diperlukan untuk memberantas kejahatan.
“Menurut lembaga penegak hukum dan banyak laporan dari warga, aplikasi pesan asing Telegram dan WhatsApp telah menjadi layanan suara utama yang digunakan untuk menipu dan memeras uang, serta melibatkan warga Rusia dalam aktivitas sabotase dan terorisme,” kata Roskomnadzor dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan riset media Rusia, Mediascope, memperkirakan bahwa pembatasan ini dapat mempengaruhi sekitar 96 juta pengguna WhatsApp per bulan dan 89 juta pengguna Telegram.
Roskomnadzor menjelaskan bahwa mereka mengharuskan platform ini untuk mematuhi hukum Rusia dan menyediakan informasi yang diminta kapan pun otoritas menganggapnya perlu.
Menurut Reuters, WhatsApp mengatakan bahwa pemerintah Rusia ingin perusahaan menghapus enkripsi end-to-end, sesuatu yang dianggap oleh raksasa teknologi ini sebagai hal yang tidak bisa ditawar.
“WhatsApp bersifat pribadi, dienkripsi dari ujung ke ujung, dan menolak upaya pemerintah untuk melanggar hak orang untuk komunikasi yang aman, itulah sebabnya Rusia berusaha untuk memblokirnya dari lebih dari 100 juta orang Rusia,” kata WhatsApp kepada Reuters dalam sebuah pernyataan. “Kita akan terus melakukan segala yang bisa kita lakukan untuk membuat komunikasi dienkripsi dari ujung ke ujung tersedia untuk orang di mana saja, termasuk di Rusia.”
Telegram—Pengusaha teknologi Rusia, Pavel Durov—mengatakan telah menggunakan moderator dan alat AI untuk memantau konten berbahaya dan menangani operasi ilegal. “Telegram secara aktif melawan penggunaan platformnya yang merugikan, termasuk seruan untuk sabotase atau kekerasan dan penipuan,” kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Otoritas Rusia menyatakan bahwa hanya panggilan suara yang dibatasi, tetapi pengguna melaporkan bahwa panggilan video juga terpengaruh.
Negara ini juga telah berada dalam berbagai perselisihan dengan perusahaan teknologi lainnya. Awal tahun ini, pemerintah mendenda Google terkait konten YouTube, dan tahun lalu menutup akun AdSense.