Peneliti Ungkap Siswa yang Menggunakan Model AI untuk Menulis Esai Menghadapi Tantangan Kognitif

Photo by Glenn Carstens-Peters on Unsplash

Peneliti Ungkap Siswa yang Menggunakan Model AI untuk Menulis Esai Menghadapi Tantangan Kognitif

Waktu baca: 3 Mnt

Sebuah studi terbaru dari MIT, yang berfokus pada biaya kognitif penggunaan model AI untuk menulis esai, mengungkapkan bahwa siswa yang lebih bergantung pada model bahasa besar (LLMs) mungkin menghadapi konsekuensi yang merugikan dan tantangan kognitif.

Sedang terburu-buru? Berikut ini adalah fakta-faktanya yang singkat:

  • Studi MIT mengungkapkan bahwa siswa yang menggunakan model AI untuk menulis esai menghadapi konsekuensi yang merugikan dan tantangan kognitif.
  • Kelompok peserta yang menggunakan ChatGPT menunjukkan konektivitas neural yang lebih lemah dan kesulitan dalam mengingat pekerjaan mereka.
  • Ahli menyimpulkan bahwa model AI dapat berdampak signifikan terhadap siswa dan proses belajar mereka, termasuk apa yang disebut para peneliti sebagai “biaya kognitif”.

Penelitian yang berjudul Your Brain on ChatGPT: Accumulation of Cognitive Debt when Using an AI Assistant for Essay Writing Task, atau dalam Bahasa Indonesia berarti Otak Anda saat Menggunakan ChatGPT: Akumulasi Hutang Kognitif saat Menggunakan Asisten AI untuk Tugas Menulis Esai, menemukan bahwa penggunaan model AI dapat berpengaruh signifikan terhadap siswa dan proses belajar mereka, termasuk apa yang disebut para peneliti sebagai “biaya kognitif”.

Penelitian ini melibatkan 54 partisipan dan menunjukkan bahwa kelompok yang menggunakan ChatGPT untuk menulis esai menunjukkan konektivitas neural yang lebih lemah dan kesulitan mengingat dan mengutip esai mereka sendiri hanya beberapa menit setelah menyelesaikan tugas.

Meskipun tim penelitian mengakui keterbatasan ukuran sampel mereka yang kecil, mereka berharap temuan ini akan berfungsi sebagai “panduan awal untuk memahami dampak kognitif dan praktis dari AI pada lingkungan belajar.”

Untuk penelitian ini, para peneliti membagi peserta menjadi tiga kelompok: satu yang bisa menggunakan LLM seperti ChatGPT, satu lainnya yang bisa mengakses mesin pencari tradisional seperti Google, dan kelompok ketiga yang hanya bisa menggunakan pengetahuan mereka sendiri—disebut sebagai kelompok Hanya-Otak.

Peserta menyelesaikan empat sesi penulisan dan analisis esai—tiga dengan pengaturan kelompok asli, dan sesi terakhir di mana akses ke alat diubah, yang mengharuskan kelompok LLM menulis hanya menggunakan otak mereka.

Sebagai alat pengukuran, para ilmuwan menggunakan elektroensefalografi (EEG) untuk mencatat aktivitas otak yang berkaitan dengan keterlibatan, dan beban—Para ilmuwan juga baru-baru ini mengembangkan e-tattoo untuk mendeteksi kelelahan mental. Studi ini juga mencakup analisis NLP, wawancara peserta, dan penilaian esai oleh guru manusia dan alat AI.

Para ahli menunjukkan korelasi yang kuat antara konektivitas otak dan penggunaan alat eksternal. Kelompok Brain-only memiliki tingkat konektivitas neural tertinggi, sementara mereka yang menggunakan AI menunjukkan yang terlemah.

Pengingatan memori juga terpengaruh negatif. Kelompok yang menggunakan model AI mengalami lebih banyak kesulitan dalam mengutip esai mereka sendiri dan melaporkan tingkat “pemilikan” terendah atas karya mereka.

“Seiring dampak pendidikan dari penggunaan LLM baru mulai meresap di kalangan masyarakat umum, dalam studi ini kami menunjukkan masalah mendesak tentang kemungkinan penurunan keterampilan belajar berdasarkan hasil studi kami,” tulis para peneliti. “Peserta kelompok LLM berkinerja lebih buruk dibandingkan rekan-rekan mereka dalam kelompok Hanya-Otak di semua tingkatan: neural, linguistik, dan penilaian.”

Anda suka artikel ini? Beri Rating!
Saya sangat tidak menyukainya Saya tidak begitu menyukainya Okelah Cukup bagus! Suka sekali!

Kami senang kamu menyukai artikel kami!

Sebagai pembaca yang budiman, maukah Anda memberikan ulasan di Trustpilot? Ini tidak lama dan sangat berarti bagi kami. Terima kasih sekali!

Beri kami peringkat di Trustpilot
0 Rating dari 0 pengguna
Judul
Komentar
Terima kasih atas feedback Anda